Pages

Kamis, 20 Juni 2013

Menjadi Orang Tua


Pernah kukatakan sebelumnya, tentang hakikat orang tua dan anak.
Bahwa tidak semua orang tua memiliki anak, tetapi semua anak pasti memiliki orang tua.
Aku ingin bercerita tentang bagaimana rasanya (membayangkan) menjadi orang tua.
Menjadi pelindung, pengasuh, dan penjamin kebahagiaan bagi jasad yang ditipkan-Nya pada kita.

Terbayangkah dalam pikiran kita, bagaimana ketika masa itu datang? Ketika sebuah nyawa terlahir ke dunia, menjadi tanggungan kita sebagai orang tua, menjadi sumber bahagia sekaligus masalah dalam waktu yang sama?

Terbayangkah dalam pikiran kita, jika nyawa tersebut terlahir tidak sesuai dengan harapan kita (harapan semua orang tua) seperti anak yang cantik dan ganteng, lucu dan imut, serta cerdas dan membanggakan? Bagaimana jika anak yang terlahir tersebut tidak normal fisiknya, atau tidak normal psikisnya? Bagaimana jika anak yang terlahir tersebut adalah anak nakal yang sering membangkang, sering menyakiti hati kita? Ikhlaskah kita?

Segala pikiran tersebut membuatku takut. Membuatku gila. Sekaligus membuatku sadar, bahwa selama 21 tahun ini, orang tuaku telah menerimaku apa adanya. Menerima segala kenakalanku, segala perlakuan yang membuat mereka sedih, segala minusku dibanding anak-anak lain. Lebih dari itu, mereka menjual kebahagiaan mereka demi kebahagiaan anaknya. Demi bahagiaku.

Dalam beberapa waktu, masih saja kuingat segala keburukan orang tuaku. Segala perlakuan mereka yang membuatku merasa tidak disayang, tidak dicintai, tidak diinginkan. Dalam beberapa waktu itu aku lupa dengan rasa lelah menjadi mereka. Menjadi pelindung, pengasuh, dan penjamin kebahagiaanku.

Teruntuk kedua orang tuaku yang tak terhingga segala jasa-jasanya dalam hidupku, beribu kata terimakasih takkan mampu membayar semua itu, pun dengan segala materi serta waktu yang kuberikan. Tidak, semua itu tidak akan cukup. Kalian adalah kado terindah dan termahal dalam hidupku.

Teruntuk semua yang belum berkeluarga -atau yang sudah berkeluarga tapi belum memiliki anak-, sadarlah betapa menjadi pelindung, pengasuh, dan penjamin kebahagiaan bagi anaknya adalah hal yang sangat sulit. Segala kebaikan yang kita lakukan untuk orang tua takkan cukup untuk membayar kebahagiaan yang telah mereka jual demi kebahagiaan kita. Cintai dan sayangi mereka sepenuh hati, ikhlaskan segala keburukan yang pernah dilakukan orang tua terhadap kita, sekalipun hal tersebut sangat menyakitkan dan terus membekas dalam kehidupan kita.

Sadarlah, betapa segala keburukan yang pernah kita lakukan pada mereka, selalu dapat mereka maafkan. Betapa segala sakit hati yang bersumber dari kita, tak pernah menghalagi mereka untuk tetap mengusahakan kebahagiaan untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar